Bagaimana Barter Membantu Mengurangi Limbah?
Bagaimana Barter Membantu Mengurangi Limbah? – Desa Tarikolot, Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur merupakan salah satu wilayah yang melintasi Sungai Citarum yang saat ini menghadapi pencemaran dan degradasi lingkungan yang menimbulkan kerugian di bidang ekonomi, sosial, kesehatan, alam, dan lingkungan hidup. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah mencanangkan Program Citarum Harum yang diatur dalam Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2018 tentang Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Sungai Citarum. Agar dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap pengelolaan sampah di perairan Citarum, kesinambungan program sangatlah penting.
Salah satu pencemar air Citarum adalah limbah rumah tangga, dan di Desa Cinangsi limbah tersebut tidak dikelola dengan baik. Saat ini layanan pengumpulan sampah di Desa Cinangsi hanya melayani sekitar 10% penduduk, sisanya dibakar atau dibuang ke sungai yang mengalir melalui sungai Citarum. ITB sebagai salah satu sekolah unggulan di Jawa Barat bersama warga sekitar melalui Program Komunitas Citarum Harum (PkM) menyelenggarakan program Bank Sampah yang merupakan bagian penting dari program PkM lainnya untuk mengurangi sampah yang masuk ke dalam masyarakat. sungai dan menyumbang. manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Bagaimana Barter Membantu Mengurangi Limbah?
Tim dari ITB terdiri dari dua orang Guru Besar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan yang tergabung dalam Kelompok Pakar Pengelolaan Udara dan Limbah, yaitu Dinda Annisa Nurdiani, S.T., M.T. dan Dr. Saya membuat Wahyu Widyarsana, S.T., M.T. dan tiga orang mahasiswa Program Studi Teknik Infrastruktur Lingkungan yaitu Dhania, Hafshah dan Ruri. Keikutsertaan para pelajar ini merupakan bagian dari program belajar mandiri, sehingga diharapkan dengan keikutsertaan para pelajar dalam program ini dapat meningkatkan kemampuannya untuk lebih terorganisir dan relevan dengan kebutuhan zaman.
Smpn 3 Satap Sambirejo
Bentuk bank sampah yang didirikan di Desa Cinangsi merupakan salah satu cara untuk mengubah keadaan. Petugas bank sampah yang ditunjuk oleh ketua RW mendatangi rumah-rumah warga untuk mengumpulkan sampah setiap dua minggu hingga satu bulan sekali. Sampah yang bisa dijual antara lain botol plastik, logam, kertas, karton dan sampah yang masing-masing memiliki harga jual berbeda. Harga kertasnya Rp. 1.000, -/kg, plastik 2.000, -/kg dan logam Rp. 3.000,-. Namun, ketika mereka menjual sampahnya ke bank sampah, warga tidak mendapat uang, melainkan sembako yang dijual. Setelah itu, sampah yang terkumpul di bank sampah akan dijual ke pengepul. Keuntungan penjualan sampah digunakan untuk modal kerja bank sampah dan ditransfer ke kas RW. Metode penyimpanan sampah ini dipilih setelah berdiskusi dengan berbagai pihak dan mempertimbangkan keamanan program Bank Sampah setelah selesainya Program PkM di ITB.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengunjungi bank lain yang sudah lebih dulu ada untuk mempelajari cara membuat program perbankan yang tetap ada.
Bank sampah yang dikunjungi adalah bank sampah yang berada di wilayah Bandung dan Jatinangor (Sumedang). Selain itu rombongan juga mengunjungi bank sampah Advance, Kabupaten Cianjur. Dalam kunjungan tersebut dijelaskan pengelolaan sampah dan pemanfaatan sampah untuk pekerjaan. Selain itu juga dibahas contoh bank sampah yang ada beserta kelebihan dan kekurangannya, misalnya:
Dalam sistem ini, nasabah akan menyerahkan sampahnya ke bank sampah, kemudian bank sampah akan menjualnya ke pengepul. 80% hasil penjualan akan dikembalikan kepada nasabah sebagai tabungan dan 20% kepada pengelola bank yang keluar. Kelebihan dari sistem ini adalah sistem yang digunakan sederhana dan membuat masyarakat terbiasa menabung, namun kekurangannya adalah masyarakat tidak dapat merasakan manfaatnya secara langsung sehingga perhatian masyarakat kurang.
Bio Gm Media Obat Cair Penguras Wc, Septic Tank Penuh, Tanpa Sedot, Cairan Pengurai Limbah Tinja, Aroma Jeruk
Pada sistem penukaran sampah, ketika nasabah menyerahkan sampahnya ke bank sampah, maka nasabah bisa langsung mendapatkan barang kebutuhan yang sesuai dengan nilai sampahnya.
Rencana ini mempunyai kemungkinan manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, sehingga animo masyarakat sangat tinggi, namun pengelola memerlukan dana awal untuk membeli barang-barang yang paling penting dan harus berhati-hati dalam memberikan harga untuk membeli barang tersebut. limbah. di kawasan tersebut karena harga jual sampah ke pengepul berfluktuasi.
Masyarakat mendonasikan sampahnya ke bank secara gratis. Selain digunakan untuk membayar biaya operasional, hasil penjualan akan disumbangkan kepada pihak yang membutuhkan. Kelebihan sistem ini adalah sistemnya sangat sederhana, namun minat masyarakat sangat rendah karena tidak ada insentif langsung bagi mereka untuk mendengarkan.
Masyarakat diperbolehkan mengajukan pinjaman ke bank sampah hanya jika masyarakat menyediakan bahan sampah dalam jumlah tertentu dan dalam jangka waktu tertentu kepada bank sampah. Keunggulan dari sistem bank sampah adalah minat warga sangat tinggi, namun dibutuhkan modal yang besar untuk memberikan pinjaman kepada warga, serta adanya risiko warga tidak menyediakan sampah pada tingkat dan waktu tertentu. sangat banyak.
Materi Sosialisasi Bank Sampah
Pak Iwan yang merupakan pengelola bank sampah Cianjur berpendapat bahwa model bank sampah yang paling cocok untuk masyarakat yang tinggal di Cianjur adalah tukar menukar karena biasanya masyarakatnya senang.
Survei pertama dilakukan di Desa Tarikolot, Desa Cinangsi untuk mengetahui kondisi pengelolaan sampah saat ini. Pengelolaan sampah di RT 3 sudah baik dimana sampah sudah dikumpulkan oleh petugas pengumpulan sampah. Sampah alam dipilah di TPS dan dijual ke pengepul. Sampah organik akan diolah dengan kompos eco-enzyme. Pada saat ini, sampah-sampah yang tidak tertampung dengan baik, misalnya barang-barang rusak yang tidak dapat diperbaiki lagi, seperti popok sekali pakai, kain bekas, dan lain-lain, akan dibakar di incinerator. Selain itu, warga di beberapa RT tidak diberikan sampah sehingga banyak yang membakar sampahnya atau membuangnya ke sungai.
Rombongan melakukan kunjungan ke SD Tegalsari pada tanggal 15 Oktober 2022. Dalam kunjungan tersebut rombongan melakukan kegiatan terkait pentingnya pengelolaan sampah, jenis sampah dan kebersihan. Interaksi ini diikuti oleh 100 siswa, masing-masing siswa kelas 5 dan 6.
Selain kepada siswa SD, RW 02 (RT 01, 02, 03, 04) juga memperkenalkan pentingnya pengelolaan sampah, jenis sampah dan perilaku bersih. Selain itu, tim juga melakukan diskusi dengan masyarakat setempat mengenai model bank sampah yang akan dibentuk. Hasil diskusi menunjukkan bahwa warga senang dengan proses program bank tersebut, dan banyak yang memilih model bank dan proses penukaran sembako yang berlangsung selama dua minggu hingga satu bulan.
Keluarga Ini Menganut Gaya Hidup Zero Waste Tanpa Sampah, Seperti Apa?
Pada perkiraan pertama pengumpulan dilakukan di RT 01, 02 dan 04 Rw 02 Desa Tarikolot Desa Cinangsi dengan mengumpulkan sampah sebanyak 55 kg yang terdiri dari ember 13 kg, 8 karton, sampah 10 kg, kaca putih 3 kg. . , PET 7 kg, botol bekas AMDK 3 kg, duplex 4 kg, blower 3 kg, impek 3 kg, tembaga 3 kg dan besi 1 kg dan mendapatkan Rp. 156.700,- dari penjualan sampah ke pengepul dan keuntungan yang diperoleh bank sampah saat itu adalah Rp. 51.500,-
Sedangkan pada perkiraan kedua, jumlah sampah yang terkumpul sebanyak 59,75 kg, terdiri dari ember 15 kg, karton 9 kg, potongan 8 kg, kaca putih 3 kg, PET 8 kg, botol bekas AMDK 3 kg, duplex 5 kg dan 5 kg. .kg bertiup. Pendapatan dari penjualan sisa sekitar Rp 166.200,- dengan keuntungan Rp 55.000,-
Dinda Annisa Nurdiani, S.T., M.T selaku ketua tim PkM berharap dengan adanya proyek ini dapat membantu masyarakat untuk sadar dan berpartisipasi dalam pengelolaan lingkungan hidup khususnya pengelolaan sampah.
Ketua RT 01 yang mendampingi Ketua RW 02 selaku koordinator bank sisa mengucapkan terima kasih, “Kami sudah lama ingin membuat program perbankan sisa di RW kami. Saya senang sekali dengan adanya program PkM ini, program yang sudah lama kami adakan keinginan itu terkabul,” kata BANDUNG,- Desa Cinangsi Kabupaten Cianjur merupakan salah satu desa di sekitar aliran sungai Citarum yang saat ini menghadapi pencemaran lingkungan.
Kelola Sampah Dengan Sistem Barter, Dlhk3
Salah satu hal yang merugikan Desa Cinangsi adalah sampah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik, karena cara pengumpulan ini membantu 10 persen masyarakat. Sedangkan sisanya akan dibakar atau dibuang begitu saja ke sungai Citarum.
Melihat kondisi tersebut, kami terdorong untuk mengembangkan proyek berbasis masyarakat (PKM) berkelanjutan dan program Citarum Harum dari pemerintah. Salah satu yang diterapkan adalah fasilitas penyimpanan sampah yang bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah yang dapat mencemari sungai sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi warga.
Proyek ini melibatkan tim yang terdiri dari dua orang profesor FTSL dari Kelompok Kajian Pengelolaan Udara dan Sampah, Dinda Annisa Nurdiani, M.T., dan Dr. Am Made Wahyu Widyarsana, serta tiga mahasiswa program sarjana Teknik Infrastruktur Lingkungan. Partisipasi mereka merupakan bagian dari program Merdeka Belajar untuk meningkatkan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan zaman.
Untuk memulai proyek PKM, rombongan mengunjungi beberapa bank sampah di Bandung dan Jatinangor yang sudah lama beroperasi untuk mempelajari cara membuat model berkelanjutan.
Hmps Kesmas Uin Jakarta 2023/2024
Selain itu rombongan juga mengunjungi Bank Sampah Kabupaten Cianjur Maju untuk mengetahui lebih jauh mengenai sistem pengelolaan sampah di tempat kerja. Melalui studi banding ini terlihat bahwa bank sampah mempunyai dua sistem yaitu penyimpanan dan penukaran sampah.
Dalam proses penyelamatan, nasabah akan menyerahkan sampahnya ke bank untuk dijual ke pengepul. Hingga 80% dari pendapatan penjualan akan dikembalikan ke pelanggan sebagai uang tunai, dan 20% akan digunakan sebagai biaya operasional. Sistemnya mudah digunakan dan membuat masyarakat terbiasa menabung. Namun yang mengecewakan adalah mereka tidak bisa merasakan manfaatnya secara langsung sehingga antusiasme mereka rendah.
Jenis bank sampah yang diusulkan di Desa Cinangsi merupakan salah satu cara untuk mengubah keadaan. Untuk itu, petugas yang ditunjuk Ketua RW akan mendatangi rumah-rumah warga untuk mengumpulkan sampah yang bisa dijual setiap dua hingga empat minggu sekali. Sampah yang diterima antara lain botol plastik, logam, kertas, karton dan sampah dengan perdagangan yang berbeda-beda. Kertas bekas misalnya dijual Rp 1.000/kg, plastik Rp 2.000/kg, dan logam Rp 3.000/kg.
Perbedaan bank sampah ini sebenarnya terletak pada pembayaran yang diterima atas penjualan sampah tersebut. Warga tidak akan menerima uang, namun yang terpenting mereka menjual sampah yang mereka jual. Setelah itu, sampah yang terkumpul di bank akan dijual ke pengepul dan keuntungannya akan digunakan.