Membuat Sistem Barter Di Lingkungan Perusahaan
Membuat Sistem Barter Di Lingkungan Perusahaan – Sebagai alat tukar, uang memiliki sejarah evolusi yang panjang hingga bertransformasi secara digital menjadi seperti sekarang ini. (30/10/2023) (IDIr/Ho-Tebing Ya)
Jakarta (ANTARA) – Indonesia memperingati Oeang atau Silver Day pada tanggal 30 Oktober setiap tahunnya. Momen tersebut merujuk pada diresmikannya Rupiah sebagai mata uang resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 30 Oktober 1946.
Membuat Sistem Barter Di Lingkungan Perusahaan
Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Hingga saat ini, uang masih menjadi alat tukar terpenting yang digunakan di seluruh dunia dalam proses transaksi jual beli.
G20 Empower: Menciptakan Lingkungan Kerja Aman Bagi Perempuan
Namun, sebagai alat tukar, uang memiliki sejarah evolusi yang panjang hingga berubah menjadi arah digital saat ini.
Dalam kurun waktu 794 hingga 1.200 SM (SM) koin standar muncul di Eropa Barat, dan kemudian sekitar tahun 700 M (AD) di Tiongkok terjadi pergerakan moneter dari koin logam ke uang kertas mulai berkembang sebagai bahan dasar koin yang dianggap sebagai bahan baku. Mengerjakan. lebih mahal.
Seiring berkembangnya teknologi, terjadi berbagai perubahan pada jenis alat pembayaran. Sekitar tahun 1970-an, kartu debit diperkenalkan ke masyarakat sebagai alat transaksi keuangan, terutama bagi mereka yang merupakan nasabah bank, disusul dengan kartu kredit beberapa tahun kemudian.
Kini, seiring dengan transformasi digital, cara pembayaran transaksi jual beli juga semakin meningkat dengan munculnya Standar Quick Response Code Indonesia (QRIS) dan transfer melalui aplikasi bank digital.
Lingkungan Perdagangan Global
Dari sisi transformasi digital, tidak hanya jenis layanan dan produk yang berubah, namun tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank dengan layanan digital terus berubah ke arah tren positif.
Setidaknya hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah nasabah bank yang memiliki layanan digital seperti SeaBank Indonesia selama ini.
“Jumlah nasabah SeaBank semakin meningkat setiap harinya. Artinya, masyarakat lebih mempercayai layanan digital bank. “Mereka juga merasakan manfaatnya, misalnya dari suku bunga yang kami berikan, serta fasilitas layanan yang kami berikan, misalnya free transfer pada produk investasi kami,” kata Sasmaya di Jakarta, Senin.
Meningkatnya transformasi digital di sektor jasa keuangan juga terlihat dari peningkatan jumlah aktivitas nasabah di aplikasi SeaBank.
Daur Pemberdayaan Masyarakat: Mengelola Sampah Dan Pertumbuhan Ekonomi By Lppmitb
Aktivitas digital yang dilakukan meliputi pembayaran melalui fitur QRIS, transfer ke berbagai bank, dan open deposit langsung di dalam aplikasi.
Selain itu, upaya SeaBank Indonesia juga sejalan dengan misi pemerintah untuk menciptakan perekonomian Indonesia yang lebih inklusif bagi seluruh masyarakat.
“Kami selalu memenuhi komitmen misi kami dari awal hingga sekarang, untuk melayani mereka yang kurang terlayani. “Transformasi digital layanan keuangan seperti yang kami lakukan di SeaBank sangat mendukung misi tersebut. Kami berharap sejalan dengan tujuan pemerintah. Kami ingin mewujudkan perekonomian Indonesia yang benar-benar inklusif,” jelas Sasmaya.
Masyarakat merasa transformasi digital mudah diterapkan di bidang jasa keuangan, tak terkecuali para penggiat UKM seperti Salsabila Maharani, seorang ibu dan pengusaha UKM di toko Lemon Inch Cake di Jakarta.
Cerita Serunya Barter Di Pasar Warloka
Sejak menjadi nasabah SeaBank, Rani merasa mudah melakukan transfer kepada karyawan dan vendor keuangannya. Bisa juga melakukan berbagai pembayaran tagihan langsung melalui ponsel tanpa memungut biaya apapun.
“Kesibukan saya sebagai ibu dan pelaku UMKM membuat waktu saya sangat terbatas. Untungnya, kini sudah ada bank digital seperti SeaBank yang memudahkan saya membuka aplikasi untuk mengelola itu dan itu, mulai dari transfer ke pemasok dan karyawan, untuk membayar berbagai tagihan rumah tangga,” kata Rani.
Tak berhenti sampai disitu, Emanuel Kolo, warga yang berprofesi sebagai pekerja kesejahteraan sosial di Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT, juga merasakan dampak transformasi digital terhadap layanan keuangan.
Munculnya bank-bank dengan layanan digital semakin memudahkan akses perbankan tanpa harus jauh-jauh mencari kantor cabang atau mesin ATM. Menabung di SeaBank pun terasa lebih nikmat karena sistem bunganya dilepas setiap hari.
Pelajaran 1 Lingkungan Alam Dan Buatan
“Saat saya pertama kali menabung di SeaBank, setiap hari ada keuntungannya. Itu juga yang menarik minat saya. “Saya cerita ke keluarga saya di sana, ternyata ada di antara mereka yang langsung minta dibuatkan rekening SeaBank,” kata Emanuel siang tadi. Karena pada pagi hari, kabut menyebabkan jarak pandang hanya 2 km. Meski sesuai standar penerbangan, jarak pandang 5 km diwajibkan di Bandara Torea, Fakfak.
Wilayah yang terkenal dengan keanekaragaman hayati khususnya keindahan laut ini masih mempertahankan beberapa warisan budaya nenek moyang. Salah satunya, Pasar Mambubuni. Pasar tradisional masih mempertahankan sistem barter.
Dari Kota Fakfak, menuju Kampung Mambunibuni, Kecamatan Kokas, jaraknya sekitar 60 km, dengan jalan menanjak dan berkelok-kelok, serta tebing dan ngarai dengan pepohonan lebat di semua sisinya.
Pasar Mbunibuni hanya hadir pada hari Sabtu, demi menjaga tradisi nenek moyang, mengambil makanan dari darat dan laut hanya seperlunya saja, tanpa bercocok tanam secara besar-besaran. Jika di pasar biasanya transaksi jual beli dilakukan dengan uang, maka di Pasar Mbunibuni hingga akhir tahun 2019 ini sistem barter masih dipertahankan.
Caraku Mulai Karir As Nano Influencer & Freelancer
Warga Mambunibuni dan sekitarnya yang berasal dari pegunungan dan pesisir berkumpul di pasar Mambunibuni di Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Pasar yang hanya berlangsung pada hari Sabtu ini masih mempertahankan kearifan lokal sistem barter dalam perdagangannya. Foto: Rahmi Djafar/Indonesia
Pasar Mbunibuni terletak di antara lembah dan hulu sungai. Dari sungai inilah menjadi pintu masuk bagi penduduk pesisir atau pulau yang menggunakan perahu motor berukuran sedang untuk memasuki Mambunibuni dengan membawa makanan dari laut, seperti ikan segar, ikan kering, atau ikan asin, dan kerang.
Padahal makanan di darat seperti sagu, sayur mayur, pisang, ubi, sirih, sirih, dan jeruk nipis merupakan hal yang selalu wajib ada di tanah Papua.
Seperti pada Sabtu (10/8/2019) kemarin. Mulai pukul 05.00 WIB masyarakat sudah siap. Namun, tidak ada seorang pun yang akan memulai proses tawar-menawar atau pertukaran sebelum ada perintah dari kepala pasar.
Konsep Pembangunan Tempat Pelelangan Dan Pelabuhan Ikan
Seorang pria paruh baya dengan pengeras suara, di tengah kerumunan, Baltasar Hegemur yang merupakan Kepala Pasar Mambubuni yang dipercaya mengendalikan awal mula proses barter.
Seorang warga menjual hasil pertanian dengan sistem barter di Pasar Mambunibuni di Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Pasar ini masih mempertahankan kearifan lokal dengan menggunakan sistem barter dalam perdagangannya. Foto: Rahmi Djafar/Indonesia
Ada pula yang menukar tandan pisang dengan ikan asin. Beberapa orang menukar sagu dengan kerang, atau ikan segar dengan hasil pertanian lainnya, tergantung pada persetujuan mereka.
Kadir Herobat, salah satu pemilik perahu, mengatakan, setiap hari Sabtu subuh, ia akan menuju lokasi tersebut untuk menangkap para nelayan, menyusuri sungai, dengan waktu tempuh sekitar 15 menit.
Merawat Tradisi Pasar Mambunibuni Dengan Sistem Barter Hasil Bumi
“Saya beberapa tahun terakhir hanya membawa perahu dan membawa hasil laut untuk dijual di sini, namun kegiatan seperti ini sudah berlangsung lama bahkan sejak saya masih kecil,” ujarnya.
Salah satu warga yang terlibat sistem barter, Edison Rohrohmana mengatakan, sistem barter selama ini dianggap tidak merugikan siapa pun. “Jadi kita ganti makanan yang diolah atau tidak,” ujarnya.
Kerang merupakan salah satu barang yang diperdagangkan di Pasar Mbunibuni di Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Pasar ini masih mempertahankan kearifan lokal dengan menggunakan sistem barter dalam perdagangannya. Foto: Rahmi Djafar/Indonesia
Jefri Hindom, Plt Bupati Kokas mengatakan, tukar menukar makanan memang menjadi tradisi yang patut dijaga, apalagi pemerintah Fakkfak mendukungnya dengan rencana membangun dan memperlebar jembatan, untuk memudahkan pemilik perahu mendapatkan akses ketika menambatkan perahu mereka.
Tps Maburai Kelola Limbah Jelantah
Sementara itu, Bupati Fakfak, Papua Barat, Muhammad Uswanas mengatakan, pasar barter ini merupakan pasar tradisional yang sudah ada sejak lahirnya. Sebagai generasi tua, ia menyadari perlunya melestarikan kearifan lokal yang mungkin semakin terkikis di Indonesia.
“Sebelumnya dia di Teter, Kayoni, Kampung Timur, Samnggram dan Weri. Namun seiring berkembangnya infrastruktur, pasar barter ini berakhir. “Kecuali daerah paling terpencil, di sini (Mambunibuni) masih tetap sama,” jelasnya.
Sistem barter yang masih berlaku, lanjutnya, bukan karena tidak mampu membangun persaingan ekonomi modern, melainkan karena masyarakat berkomitmen mempertahankan ciri-ciri tradisional.
“Saya berharap setidaknya jika kita melanjutkan pengalaman pembangunan dari waktu ke waktu, unsur barter ini bisa dipertahankan pada angka 60%. “Dan tentunya pemerintah sangat mendukung pasar sistem barter ini,” jelas Muhammad.
Kisah Bidan Wike Afrilia Saat Bertugas Di Pedalaman Papua, Masih Pakai Sistem Barter Karena Pasar Jauh
Warga pantai Mambunibuni, distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat menggunakan perahu untuk menuju Pasar Mambunibuni. Foto: Rahmi Djafar/Indonesia
Dikatakannya, salah satu bentuk dukungan pemerintah adalah dengan dibentuknya tim penilai dan tim kerja pembangunan jembatan. Sebab, saat ini jika air laut surut, perahu-perahu milik warga pesisir dan pulau-pulau tidak bisa lagi melintas, karena perahu-perahu tersebut menghilang di darat sehingga harus menunggu malam untuk kembali ke pantai.
“Mungkin kita akan menempuh jarak sekitar 50 meter untuk tambatan kapal yang baik. Apalagi ini pasar barter tradisional yang menjaga nilai kita untuk memahami perekonomian,” ujarnya.
“Sebagai anak Fakfak, saya khawatir (tukar tukar menukar) ini akan hilang. “Generasi saya sudah lupa mengingatnya, sehingga harus dilestarikan,”
Pakistan Sarankan Putin Pakai Barter Untuk Hindari Sanksi Barat
“Kami punya keluarga yang bisa mengabdi pada pesisir dan daratan (pegunungan) dan pasar ini hanya untuk memenuhi kebutuhan, tidak mungkin rugi tukar, untung kecil, tapi nilainya tetap terjaga,” ujarnya. Desa Cinangsi di Kabupaten Cianjur merupakan salah satu pemukiman di sekitar anak sungai Citarum yang saat ini mengalami pencemaran dan kerusakan lingkungan. Akibatnya, masyarakat mengalami berbagai kerugian yang harus segera diatasi melalui upaya kolaboratif.
Salah satu penyebab pencemaran di Kampung Cinangsi adalah sampah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik karena sistem pengumpulannya hanya melayani 10% penduduk. Sedangkan sisanya akan dibakar atau dibuang begitu saja ke Sungai Citarum.
Melihat situasi tersebut, kami tergerak untuk menciptakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang berkelanjutan dengan program Citarum Harum dari pemerintah. Salah satu kegiatan yang dicanangkan adalah bank sampah yang bertujuan untuk mengurangi sampah yang dapat mencemari sungai, sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi warga.
Kegiatan ini melibatkan dua tim